Portalterkini.com – Unaaha, Kasus Kematian Juliansyah pada Tanggal 11 Juni Tahun 2022 Lalu Menyisahkan sejumlah kejanggalan. Dan hal itu Sampai saat ini masih menjadi perbincangan publik.
Berdasarkan data dan informasi yang dihimpun oleh media ini, Juliansyah berusia 17 Tahun dan sedang duduk di bangku Kelas II SMA Pondidaha itu mengalami kematian dengan dalil Korban Tabrak Lari.
Kejadian itu, terjadi di Desa Wonua Mandara, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tanggal 11 Juni Tahun 2022 Lalu.
Tetapi sampai saat ini, pihak kepolisian diduga belum mengungkap motif kematian Juliansyah yang sebenarnya. Ada apa ?.
Dari Australia, Presiden Jokowi Lanjutkan Kunjungan Kerja ke Papua Nugini
Menanggapi hal itu, Ketua DPC PROJO Konawe, Abiding Slamet, S.H meminta kepada pihak Kepolisian agar benar – benar bekerja dan mengolah TKP atas kematian Juliansyah pada tahun 2022 lalu itu. Serta menyelidiki dari berbagai sumber dan meminta keterangan pada keluarga korban yaitu adik Yuliansyah dan melakukan pengembangan. Sabtu, 08/07/2023.
Menurut Abiding Slamet, S.H pada media ini, dirinya menjelaskan bahwa kematian Juliansyah ia menduga bukan Korban Tabrak Lari, melainkan Pembunuhan Berencana.
Pasalnya, tubuh korban terdapat beberapa Luka ditubuh Korban (Juliansyah), dan terdapat beberapa ditubuh korban mengalami memar yang diduga akibat pukulan. Sangat disayangkan, saat itu pihak kepolisian tidak melakukan Autopsi pada Korban yang diduga korban pembunuhan berencana.
Semestinya, dari keterangan keluarga korban tentang adanya perkelahian jauh hari sebelum kejadian dan permintaan singel (Duel) dari saksi di Balai Desa mesti dikembangkan oleh pihak kepolisian saat itu. Seharusnya, orang – orang yang ada di Balai Desa saat itu turut diambil keterangannya.
Menurut keluarga korban bahwa kecelakaan terjadi di depan puskesmas pondidaha pada pukul 22.00, dan nanti jam 01.40 barulah korban dibawah di puskesmas.
Komisioner KPU Kota Kendari Diadukan, DKPP RI Akan Menindaklanjuti
\”Sementara, jam 22.00 itu kan masih ramai dan depan puskesmas pasti banyak orang yang lalu lalang dan pasti ada yang mendengar terjadinya kecelakaan itu,\” ucap keluarga korban yang disambungkan oleh Abiding Slamet pada media ini.
Sambung dia, \”Pertanyaan dari kami ialah, mengapa nanti pukul 01.40 baru korban di bawah ke Puskemas, dan pihak puskesmas mengatakan pada keluarga korban ini meninggal sekitar 3 jam lalu, saat itu,\” tutur Abiding.
Pada saat kejadian itu, keluarga korban juga menanyakan pada saksi saat kecelakaan itu, yang berbunyi, \”kamu kemana, kenapa tidak langsung mengantar korban ke puskesmas atau menyampaikan pada orang – orang tentang adanya lakalantas,\” tanya keluarga korban pada saksi.
Saksi pun menjawab, \”saya keliling – keliling dulu,\” ujar Abiding Slamet menirukan bunyi jawaban saksi usai ditanya pada keluarga korban.
Selanjutnya, jika benar lakalantas, kenapa sendal yang dipakai korban keduanya tersimpan rapi berdampingan di pinggir jalan. Tanya Abiding Slamet.
Tim Satreskrim Polres Musi Rawas Berhasil Meringkus Dua Pelaku Hipnotis
Ironisnya, kata Abiding Slamet itu, jika korban meninggal akibat tabrak lari, maka baju korban setidaknya mengalami sobek, Kotor bahkan tubuh korban ada yang tergores.
Tetapi ini tidak, justru kondisi baju korban masih bersih tanpa ada yang kotor, dan badan korban pun tidak ada yang tergores. Jelas Abiding Slamet.
Lebih lanjut, Abiding Menjelaskan pada media ini, sebelum kematian Juliansyah, korban tersebut pernah diajak singel oleh salah seorang yang dimana terkait hal itu disaksikan oleh Saudara (Adik) Juliansyah.
Cerita Sukses Muhamad Hafid Ardiansyah Menjadi Konten Kreator di Usia Muda
Tempat lokasi duel itu di Balai Desa, dan itu disaksikan dan di ketahui oleh Adik Juliansyah. Kata Abiding Slamet, S.H. bahkan pelaku sempat melakukan pengancaman pada Korban (Juliansyah) lewat saudara (adik) Juliansyah.
Bahkan, kata Abiding Slamet, dari keterangan saksi pun juga dinilai ada kejanggalan dari sejumlah kesaksian yang ia telah berikan.
Selain itu, Menurut Ketua DPC PROJO Konawe, Abiding Slamet, SH. Pihaknya menemukan sejumlah yang diduga barang bukti,l berupa Kayu yang terbalut dengan dengan Lakban berwarna biru serta ditemukan sejumlah tali yang berlumuran darah. Bahkan di lantai pun ditemukan sejumlah lumuran darah di Balai Desa.
Oleh karena itu, Kami dari DPC PROJO Konawe akan terus mengawal kasus ini dan mendukung penuh kepada LBH Himpunan Advokad Muda Indonesia (HAMI) Sultra untuk memproses kasus ini agar menjadi terang benderang.
2 thoughts on “Kematian Juliansyah Menyisahkan Sejumlah Kejanggalan, DPC PROJO Konawe Dukung LBH HAMI Sultra”
Comments are closed.